Halaman

Gabung KLIK di sini...!!!

Jumat, 26 Juni 2015

Lidah Doni

Lidah Doni Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Lidah itu lunak. Tak bertulang. Susah diatur. Semaunya saja. Beda dengan mata. Bisa dipejam. Kalau tak mau melihat. Beda dengan hidung. Bisa ditutup. Jika tak mau menghirup. Tapi lidah lain. Susah dikendalikan. Susah sekali. Juga bagi Doni. Padahal Doni masih muda. Usianya belum senja. Belum pula kepala dua.
Doni hanya anak remaja. Punya banyak mimpi. Punya banyak cita-cita. Tapi inilah kendalanya. Lidahnya tak bisa diatur. Mau tampil terus. Seperti tak diurus.

Suatu kali Marwan masuk ke kelas. Sepatunya baru. Semua mata menuju. Mata Doni juga. Semua memuji.
“Sepatu yang bagus” kata seorang teman.
“Pasti beli di luar negeri” kata teman yang lain.
“Ah, biasa paling minjem. Punyaku lebih keren asli buatan Italy” suara itu tiba-tiba memecah kebisingan. Doni terkejut. Lidahnya berulah lagi. Padahal sepatu Doni sudah butut. Tak layak lagi disebut sepatu. Butut dan layak disejajarkan dengan batu.
Semua mata memandang Doni. Tapi semua seperti maklum. Pasti Doni asal ngomong. Pasti lidah Doni berulah lagi. Tak ada yang memandang ke bawah. Mencari tahu soal sepatu Italy. Sepatu yang jadi sesumbar Doni.

Kali lain, Deasy tampil mengenakan baju baru. Di sekolah Doni tiap hari Sabtu semua memakai baju bebas. Tak ada seragam hari itu. Deasy tampak anggun dengan baju barunya. Semua memuji. Semua memandangnya dari bawah ke atas. Memuji gaun Deasy. Gaun yang membuat Deasy tampak bak bidadari. Begitu juga Doni. Mel
... baca selengkapnya di Lidah Doni Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sepeda Kenangan Dari Ayah

Sepeda Kenangan Dari Ayah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

KKKRRRRIIIINNGGG! KKRRRRRIIINGGGGG!
Suara sepeda yang baru saja dibelikan ayahnya untuk Bima. Ya setelah sekian lama ayahnya menabung untuk kado ulang tahun anak tersayangnya itu. Dibanding dengan kakaknya ayah lebih sayang dengan Bima sampai-sampai apapun yang diinginkan Bima wajib untuk diberikan, walaupun keluarganya dengan posisi pas-pasan. Ayah Bima ingin yang terbaik bagi anaknya agar tak minder dengan teman-temannya yang sudah punya lebih dulu sepeda tersebut.
“Ayah pulang Bu” teriak Bima dari dalam rumah. Bimapun langsung berlari ke luar rumah untuk memastikan itu benar ayahnya yang pulang dengan membawa sepeda.
“Waaahh sepeda baru ya Ayah?” tanya Kakak yang tiba-tiba muncul dari samping rumah.
“Iya, buat Bima, buat kamu juga, buat kalian anak-anak Ayah” kata Ayah sambil merangkul anak-anaknya.
“Ayah dapet uang dari mana?” tanya Ibu yang keluar dari rumah.
“Ayah selama ini nabung Bu, buat anak-anak” kata Ayah dengan lembut.
“Ayah gak mencuri kan?” tuduh Ibu terhadap Ayah. Ya bu
... baca selengkapnya di Sepeda Kenangan Dari Ayah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selasa, 09 Juni 2015

Tongkat Penuntun

Tongkat Penuntun Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sudah menjadi kebiasaan orang tua-tua jika tubuh sudah tidak sekuat remaja maka tongkat menjadi alat bantu yang sungguh berguna. Begitu pula bagi kakek Putih di desa Ujung Pelangi. Kakek tersebut memang lebih dikenal sebagai Kakek Putih karena selain rambutnya yang putih juga karena ketulusan dan kebijaksanaannya dalam membantu penduduk desa memecahkan perkaranya.

Kemana-mana sang kakek Putih selalu menggunakan tongkat bambu wuluhnya jika berjalan mengelilingi desa. Bambu wuluh memang dikenal sebagai bambu yang kuat dan nyaman bagi pemakainya. Kebetulan pula di kebun sang kakek banyak ditumbuhi bambu wuluh. Namun semenjak sang kakek kemana –mana memakai tongkatnya, banyak orang tua-tua di desa mulai membiasakan dirinya berjalan-jalan dengan tongkat bambu wuluh meski beberapa dari mereka tubuhnya masih terlihat tegap dan kuat. Harapannya adalah supaya bisa terlihat bersahaja dan menjadi bijaksana seperti sang kakek Putih. Menyadari itu sang kakek hanya tersenyum melihatnya.

Hingga tibalah waktunya, sang kakek meninggal karena usia. Banyak orang merasa kehilangan dan terkenang akan kebaikan serta kebijaksanaannya.
... baca selengkapnya di Tongkat Penuntun Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1